WELCOME

   
  deryjamaluddin
  Kepribadian Guru
 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Perkembangan pemikiran dan kajian empirik di kalangan para ahli tentang kepribadian manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang membangun teori tersebut. Teori – teori kepribadian yang dikenal dewasa ini oleh masyarakat diantaranya adalah teori psikoanalisis, behaviorisme, dll.

                Sebagai calon guru yang tidak hanya memberikan pelajaran di dalam kelas, kita juga setidaknya memberikan pengaruh kepada peserta didik dalam membentuk kepribadiannya. Untuk itu, guru selain mengembangkan kepribadian dirinya sendiri dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi terbentuknya kepribadian siswa.

B.     RUMUSAN MASALAH

            Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1.      Apakah yang dimaksud dengan kepribadian ?

2.      Apa sajakah teori-teori kepribadian itu?

3.      Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian psikoanalisis?

4.      Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian behaviorisme?

C.    TUJUAN

            Tujuan dari makalah ini adalah:

1.      Untuk mengetahui pengertian dari kepribadian

2.      Untuk mengetahui macam-macam teori kepribadian

3.      Untuk mengetahui tentang teori kepribadian psikoanalisis

4.      Untuk mengetahui tentang teori kepribadian behaviorisme

BAB II

PEMBAHASAN

TEORI KEPRIBADIAN

A.    Pengertian kepribadian

            Kata “kepribadian” (personality) berasal dari bahas Latin yatu Persona. Pada mulanya, kata persona menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah lakuberdasrkan atau sesuai dengan gambaran sosial  sosial (peran) yang diterimanya (Koswara, 1991:10).

            Lebih dari enam dasawarsa lalu, Allport (1971) dalam bukunya Personality, mendaftarkan tidak kurang dari lima puluh definisi yang berbeda, dan sejak itu jumlahnya kian bertambah banyak. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai berikut:

Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environtment (kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan" cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya)

            Dengan demikian berdasarkan definisi di atas, kepribadian memiliki beberapa unsur, yakni berikut ini:

1.      Kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata lain, ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat

2.      Organisasi tersebut terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal yang berada di luar diri individu

3.      Organisasi itu berdiri ataas sistem psikis, yang menurut Allport meliputi sifat dan bakat, serta sistem fisik (anggota dan organ-organ tubuh) yang saling terkait

4.      Organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari individu terhadap lingkungannya

            Definisi dermanistik menganggap kepribadian sebagai keadaan internal individu, sebagai organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang:

“kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan” (Cattel, 1965;27)

            Koentjaraningrat (1980) menyebut “kepribadian” atau personality sebagai “Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia “

            Hermann (1969), sebagaimana dikutip Monks, Knoers dan Haditono (1984:3), berpendapat bahwa pengertian kepribadian yang maasih bersifat teoritis ini, yang juga dapat disebut masih merupakan suatu “construt”, sangat kabur definisinya.

B.     Macam-macam Teori Kepribadian

            Dalam bukunya Theories of Personality (1981), Schultz mengatakan paling sedikit ada sembilan teori kepribadian yakni:

1.      Psikoanalisis

2.      Neopsikoanalisis

3.      Interpersonal

4.      Sifat

5.      Perkembangan

6.      Humanistic

7.      Kognitif

8.      Behaviorisme

9.      Bidang terbatas

            Pada makalah ini yang akan dibahas dua teori kepribadian, yaitu teori kepribadian psikoanalisis dan teori kepribadian behaviorisme

C.    Teori Kepribadian Psikoanalisis (Sigmund Freud)

v  Teori Psikoanalisis

Ditengah-tengah psikologi yang memprioritaskan penelitian atas kesadaran dan memandang kesadaran sebagai aspek utama dari kehidupan mental itu munculah seorang dokter muda dari Wina dengan gagasannya yang radikal. Dokter muda yang dimaksud adalah Sigmund Freud, yang mengemukakan gagasan bahwa kesadaran itu hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental, sedangkan bagian yang terbesarnya adalah justru ketidaksadaran atau alam tak sadar. Freud mengibaratkan alam sadar dan tak sadar itu dengan sebuah gunung es yang terapung di mana bagian yang muncul ke permukaan air (alam sadar) jauh lebih kecil daripada bagian yang tenggelam (alam tak sadar).

            Dalam mencoba memahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut meniptakan energi  psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego dan superego. Meskipun memiliki ciri-ciri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda, ketiga sistem ini merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Id merupakan sumber energi psikis. Maksudnya, bahwa id itu merupakan sumber dari instink kehidupan (eros), atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, bersetubuh, dll), dan instink kematian/instink agresif (tanatos) yang menggerakkan tingkah laku. Prinsip kesenangan merujuk kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut. Id merupakan proses primer yang bersifat primitif, tidak logis, tidak rasional, dan orientasinya bersifat fantasi (maya).

Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang membuat keputusan (decision maker) tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya, atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional dan berorientasi kepada prinsip realitas (reality principle). Peranan utama ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani antara id (keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan yang segera) dengan kondisi lingkungan atau dunia luar (external social word) yang diharapkan. Ego dibimbing oleh prinsip realitas (reality principle) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan atau dorongan id.

Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. Superego berfungsi untuk merintangi dorongan-dorongan id (terutama dorongan seksual dan agresif, karena dalam perwujudannya sangat dikutuk oleh masyarakat), mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistic, dan mengejar kesempurnaan (perfection).

v  Perkembangan Kepribadian

Perkembangan manusia dalam psikoanalisis merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu :

a.       Tahap oral

b.      Tahap anal (1-3 tahun)

c.       Tahap palus (3-6 tahun)

d.      Tahap laten (6-12 tahun)

e.       Tahap genetal (12-18 tahun)

f.       Tahap dewasa (dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja)

 

v  Aplikasi Teori

Adapun beberapa konsep yang dimiliki Frued diantaranya yaitu konsep bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Konsep ini dapat dikembangkan dalam proses bimbingan, dengan melihat hakikatnya manusia itu memiliki kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dasar. Dengan demikian guru dalam memberikan bimbingan harus selalu berpedoman kepada apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh siswanya, sehingga bimbingan yang dilakukan benar-benar efektif.

Hal ini sesuai dengan 3 fungsi bimbingan itu sendiri yaitu :

a.       Memahami individu.

b.      Preventif dan pengembangan individual.

c.       Membantu individu untuk menyempurnakannya.

Memahami Individu, seorang guru dan pembimbing dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat memahami dan mengerti persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena itu bimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara keseluruhan. Karena tujuan bimbingan dan pendidikan dapat dicapai jika programnya didasarkan atas pemahaman diri anak didiknya. Sebaliknya bimbingan tidak dapat berfungsi efektif jika guru dan pembimbing kurang pengetahuan dan pengertian mengenai motif dan tingkah laku konseling, sehingga usaha preventif dan treatment tidak dapat berhasil baik.

Preventif dan pengembangan individual, Preventif dan pengembangan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Preventif berusaha mencegah kemorosotan perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam perkembangan anak melalui pemberian pengaruh-pengaruh yang positif, memberikan bantuan untuk mengembangkan sikap dan pola perilaku yang dapat membantu setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal.

Membantu individu untuk menyempurnakannya, Setiap manusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi lingkungannya. Pertolongan setiap individu tidak sama. Perbedaan umumnya lebih pada tingkatannya dari pada macamnya, jadi sangat tergantung apa yang menjadi kebutuhan dan potensi yang ia miliki. Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi dalam konsep yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa teori Freud dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan proses bantuan kepada konseling, sehingga metode dan materi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan individu.

v  Kelemahan teori Freud

Teori Freud yang memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam hal-hal berikut:

1.      Pendapat Freud yang menyatakan bahwa ketidaksadaran (unconsciousness) amat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Pendapat ini menunjukkan bahwa manusia menjadi budak dari dirinya sendiri

2.      Pendapat Freud yang menyatakan pengalaman masa kecil sangat mennetukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa. Ini menunjukkan bahwa manusia dipandang tak berdaya untuk mengubah nasibnya sendiri.

3.      Pendapat Freud yang menyatakan bahwa kepribadian manusia terbentuk berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi dorongan-dorongan seksualnya. Ini menunjukkan bahwa dorongan yang lain dari individu kurang diperhatikan.

D.    Teori Behaviorisme (B.F Skinner)

v  Definisi

            Menurut Skinner, penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi berbagai kriteria ilmiah. Umpamanya, ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian (personality) atau diri (self) yang membimbing atau mengarahkan perilaku. Baginya, pendekatan seperti ini adalah sisa Animisme, suatu ajaran yang mengandaikan keberadaan jiwa dalam satu tubuh yang menggerakkan tubuh itu. Ia juga tidak akan puas dengan penjelasan perilaku yang buntu seperti jawaban “Mengapa para perampok membunuh orang-orang yang tidak berdaya ? Apakah karena mereka gila?”

            Dalam pandangannya, penyelidikan tentang kepribadian melibatkan pengamatan sistematis dan sejarah belajar yang khas, serta latar belakang genetis yang unik dari individu. Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.

            Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organiseme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.

            Selanjutnya Skinner telah menguraikan sejumlah tekhnik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Kemudian banyak diantaranya dipelajari oleh social learning theoritists yang tertarik dalam modeling dan modifikasi perilaku. Tekhnik tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Pengekangan fisik (physical restraints)

2.      Bantuan fisik (physical aids)

3.      Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

4.      Mamanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional onditions)

5.      Melakukan respon-respon lain (performing alternative responses)

6.      Menguatkan diri secara positif ( positive self reinforcement)

7.      Menghukum diri sendiri (self punishment)

            Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

v  Prinsip-Prinsip Teori Behaviorisme.

Adapun prinsip-prinsip dalam teori ini adalah :

a.       Obyek psikologi adalah tingkah laku

b.      Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek

c.       Mementingkan pembentukan kebiasaan

 

v  Teori Belajar Menurut Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.

v  Teori Kondisioning Operan

Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah pengkondisian operan.

Menurut Skinner, unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment). Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :

Penguatan positif, penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

Penguatan negatif, penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku. Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman :

 

A.     Penguatan Positif

Perilaku

Murid mengajukan pertanyaan yang bagus

Konsekuensi

Guru menguji murid

Prilaku kedepan

Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan

B.     Penguatan Negatif

Perilaku

Murid menyerahkan PR tepat waktu

Konsekuensi

Guru berhenti menegur murid

Prilaku kedepan

Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu

C.     Hukuman

Perilaku

Murid menyela guru

Konsekuensi

Guru mengajar murid langsung

Prilaku kedepan

Murid berhenti menyela guru

Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

 

v  Aplikasi Skinner terhadap pembelajaran.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara terorganisir.

a.       Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.

b.      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sistem modul.

c.       Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

d.      Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

e.       Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

f.       Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.

g.      Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

h.      Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

i.        Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.

j.        Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan (shaping).

k.      Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

l.        Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

m.    Melaksanakan mastery learning, yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.

 

v  Kelebihan dan Kekurangan Menurut B.F. Skinner

a.      Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan dan adanya penguatan dan hukuman dalam proses belajar mengajar. Contoh, walaupun hasil kerja peserta didik jelek, kita harus tetap memberi tanggapan/penguatan positif agar peserta didik tidak down dan terpacu semangatnya

b.      Kekurangan

Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi adalah bahwa :

·         Teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap, analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis.

·         Keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.


 

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

            Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environtment (kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan" cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya)

            Dalam buku Theories of Personality (1981), Schultz mengatakan paling sedikit ada sembilan teori kepribadian yakni:

1.      Psikoanalisis

2.      Neopsikoanalisis

3.      Interpersonal

4.      Sifat

5.      Perkembangan

6.      Humanistic

7.      Kognitif

8.      Behaviorisme

9.      Bidang terbatas

            Dalam teori kepribadian psikoanalisis, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut meniptakan energi  psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego dan superego. Meskipun memiliki ciri-ciri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda, ketiga sistem ini merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

            Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka

DAFTAR PUSTAKA

Alex, Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

E. Koswasa . Teori-Teori Kepribadian. Bandung : Refika Offset

Uus Ruswandi, Badrudin. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: Insan Mandiri

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2072099-teori-belajar-analisis-dan-perkembangannya/#ixzz3qDYwB1BS

http://diarad08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/teori-psikoanalisis-freud/

edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/

 
  Today, there have been 63 visitors (80 hits) on this page!  
 
Semoga Bermanfaat
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free