WELCOME

   
  deryjamaluddin
  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
 

1. Beberapa Kerajaan Islam di Jawa
    Di pulau Jawa terdapat beberapa kerajaan, antara lain Kerajaan Demak, Panjang, Mataram, Banten, dan Cirebon.
a.    Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1500 M didirikan oleh Raden Patah, setelah melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di Pulau Jawa. Dalam masa pemerintahannya, Raden Fatah menunjukan keberhasilannya dalam berbagai bidang, diantaranya:
1.    Perluasan dan pertahanan kerajaan
2.    Pengembangan Islam dan pengamalannya
3.    Sistem musyawarah dan kerjasama umara dan ulama
Di samping hal tersebut, kerajaan Demak berhasil menguasai daerah yang meliputi Jepara, Semarang, Tegal, Palembang, dll
Pada Tahun  1518 M, Raden Fatah wafat, ia di ganti oleh pati Unus. Ia bergelar Sultan Trenggana. Masa pemerintahan Pati Unus hanya berlangsung selama tiga tahun karena ia wafat pada tahun 1521 M. Calon pengganti Pati Unus adalah Pangeran Sekar. Namun akhirnya Pangeran trengganalah yang naik tahta.
Pada tahun 1527 terjadi pertempuran antara pasukan Portugis dan Demak dalam hal memperebutkan tanah sunda kelapa. Pasukan Demak berhasil mengalahkan portugis dan akhirnya sunda kelapa pun berubah nama menjadi Jayakarta ( kota kemenangan ). Kota Jayakarta ini sekarang menjadi kota Jakarta Ibu kota negara Indonesia.
Sepeninggal Sultan Trenggana, terjadilah perebutan kekuasaan di kerajaan Demak. Hal itu diawali dengan Sunan Prawata naik tahta. Namun, ia di bunuh oleh Arya Penangsang, putra Pangeran Sekar Sedo Lepen yang di bunuh oleh sunan Prawata. Kemudian , tampil menantu Sultan Trenggana. Pangeran Hadiri ( Sultan Kalinyamat ) menduduki tahta kerajaan. Pangeran  Hadiri juga di bunuh oleh Arya Penangsang. Akhirnya, tampil Jaka Tingkir, menantu sultan Trenggana yang lain. Ia berhasil menyingkirkan Arya Penangsang. Jaka Tingkir kemudian memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang.
b.    Kerajaan Pajaga
Setelah Jaka Tingkir berhasil menyingkirkan Arya Penangsang (dengan di bunuh oleh Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan). Ia pun naik tahta dengan gelar Sultan Adi Wijaya.
Jaka TIngkir (Sultan Adi Wijaya) memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Atas jasanya yang bersar, Ki Ageng PEmanahan dianugerahi tanah yang terletak di Mentao. Tanah yang masih berupa hutan itu kemudian dibangun menjadi Kota Mataram. Kerajaan Pajang berdiri tidak lama. Setelah Sulta ADi Wijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan di kerajaan ini. Seorang putra Sunan Prawata, Arya Pengiri, mencoba merebut kekuasaan. Namun, usahanya dapat digagalkanoleh Pangeran Benawa, Putra Sultan Adi Wijaya. Pada waktu itu, Pangeran Benawa dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, Sulta Wijaya.
Setelah berhasil mengalahkan Arya PEngiri, Pengeran Benawa menyerahkan tahta kerajaan kepada Suta Wijaya. Hal ini dilakukan kerena ia merasa tidak sanggup menduduki tahta kerajaan tersebut.

c.    Kerajaan Mataram
Setelah menjadi raja, Suta Wijaya kemudian memindahkan pusat kerajaan dari PAjang ke MAtaram. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1586.
Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, di Matara terjadi beberapa pemberontakan, diantaranya pemberontakan di Surabaya. Namun, atas bantuan SUnan Ampel pemberontakan itu dapat dicegah. Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601.
Kerajaan MAtaram mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645). Pada masa pemerintahan Sultan Agung, wilayah kerajaan MAtaram dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1.    Kuta Nagara (Kutagara), yakni wilayah keratin-keraton Jogjakarta
2.    Negara Agung, yakni daerah yang ada disekitar Kutagara, diantaranya daerah Kedu, Bagelen, dan Pajang
3.    Pesisiran, yakni daerah pantai utara jawa (Pantura).

Sultan Agung wafat pada tahun 1645. Ia dimakamkan di Imogiri Yogyakarta.

d.    Kerajaan Banten
Sepeninggal Sulatan Trenggana, di Demak terjadi perebutan kekuasaan, Fatahilah memisahkan diri dari Demak dan mendirikan kerajaan Banten. Pada mulanya pemerintahan di pegang oleh Fatahilah kemudian di serahkan kepada putranya Sultan Hasanudin, Sultan Hasanudin memerintah di Banten Pada Tahun 1552. Banten mampu memperluas wilayah ke  Lampung dan Silebur (Bengkulu) Pada Tahun 1570, Sultan Hasanudin Wafat dan di gantikan oleh putranya, Maulana Yusuf (1570-1580).
Kerajaan Banten mengalami kemundurun setelah VOC merebut Jakarta (Jayakarta) dan mengubah nama Jakarta menjadi Batavia. Ketika kerajaan Banten mengalami perselihin antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya dan VOC pun ikut campur dengan tujuan untuk menghancurkan kerajaan Banten. Atas peristiwa tersebut terjadilah pertempuran antara Sultan Haji yang di bantu VOC dan Sultan Ageng Tirtayasa yang di bantu para tokoh ulama dan para tokoh kerajaan.
Sultan Haji dengan bantuan VOC dapat mengalahkan ayahnya. Sulatan Ageng Tirtayasa di tangkap oleh VOC kemudian di penjara. Sultan Haji kemudian naik tahta menggantikan ayahnya Sultan Haji. Mesipun ia memiliki jabatan, tetapi sebenarnya ia menjadi boneka yang harus menuruti keinginan VOC. Akibatnya kerajaan Banten semakin mundur dan Hancur.

e.    Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan Oleh Syarif Hidayatullah yang di kenal sebagai Sunan Gunung Djati. Sejak berdiri, Cirebon mengalami kemajuan yang sangat pesat. Cirebon pun berkembang menjadi pelabuhan yang ramai. Kota Cirebon menjadi kota yang teratur.
Hubungan antara kerajaan Cirebon dan Mataram sangat baik. Mataram menghormati kerajaan Cirebon sebagai kerajaan yang didirikan oleh seorang Wali. Pada tahun 1679, kerajaan Cirebon menjadi dua, yaitu Kasunanan dan Kasepuhan. Kasunanan pecah lagi menjadi Kanoman dan Kacirebonan.

2. Beberapa Kerajaan di Sumatra
    Di Sumatra terdapat Kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudra PAsai dan Kerajaan Aceh.

a.    Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan yang bercorak islam pertama di Indonesia. Kerajaan ni terletak di Aceh, tepatnya di daerah tingkat II Lhok Seumawe.
Kerajaan Samudra PAsai didirikan pada Abad ke-13. Hal itu di ketahui dari tulisan yang ada pada batu nisan makam Sultan Malik as –Saleh tahun 635 H atau 1297 M.
Setelah  Sultan Malik as-SAleh wafat, ia di gantikan putranya, Sultan Muhammad. Sultan Muhammad di kenal dengan nama Sultan Malik az- Zahir. Gelar ini kemudian digunakan oleh raj-raja selanjutnya di kerajaan Samudra Pasai.
Sejak berdirinya kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu di sebabkan adanya dua hal, yaitu:

1.    Mundurnya kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan,
2.    Letaknya yang strategis, di tepi selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional.
Pesatnya  aperkembnagan Samudra Pasai menyebabkan kerajaan itu tumbuh menjadi Negara perdangan uang besar, menggantikan kedudukan Sriwijaya.

b.    Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirkan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mugayat Syah. Masa pemerintahannya berlangsung 1514-1528.
Sejak didirikan, kerajaan aceh mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal itu di sebabkan dua hal, yaitu:

1.    Letaknya strategis  berada di jalur perdagangan internasional, yakni di selat Malaka.
2.    Di rebutnya Malaka oleh Portugis pada Tahun 1511 yang menyebabkan para pedagang memindahkan pusat kegiatan perdagangannya ke Aceh.

Pada waktu itu Portugis menjalankan politik monopoli perdagangan di Malaka, terutama perdagangan rempah-rempah. Portugis melarang para pedagang bangsa lain untuk membeli rempah-rempah di Malaka. Hal itu menimbulkan perasaan tidak tenang di kalangan para pedagang dari Arab, Persia, dan India. Merekapun lalu memindahkan kegiatan perdagangan ke Aceh sehingga perdagangan Aceh berkembang dengan pesat.
Dengna kekayaan yang melimpah, kerajaan Aceh berhasil meluaskan wilayahnya dan berhasil membangun angkatan perang yang kuat. Wilayah Aceh pun makin luas, meliputi beberapa daerah di Pantai Timur dan Barat Sumatra. Penaklukan Aceh terhadap daerah-daerah di sekitar di lakukan dengan.
1.    Mmeperluas  wilayah Kerajaan Aceh
2.    Memperluas daerah penyebaran agama islam, dan
3.    Menguasai perdagangan lada ( motif ekonomi)
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa itu, Aceh berhasil meluaskan wilayahnya ke Deli, johor, Bintan, Padang, sampai ke semenanjung Melayu. Pada pemerintahan Iskandar  Muda , Aceh pernah berusaha mengusir Portugisdari Malaka, tetapi tidak berhasil. Setelah pemerintahan Sultan Iskandar Muda berakhir, kerajaan Aceh mengalami kemunduran. Peranan Aceh dalam perdaganganpun mulai surut.
Pemerintah pusat pun tidak mampu lagi mencegah daerah-daerah yang mengadakan hubungan langsung dengan pulau-pulau lain.

3. Kerajaan Islam di Sulawesi
Pada Abad keenam belas, di Sulawesi terdapat beberapa kerajaan, seperti kerajaan Gowa dan Tallo. Dua kerajaan itu bergabung menjadi satu dengan nama Kerajaan Gowa Tallo.
Nama kerajaan Gowa Tallo lebih di kenala dengan nama kerajaan Makasar. Ibu kota kerajaan itu adalah Samboupu. Raja Gowa yang bernama Daeng  Manrabia menjadi raja dan bergelar Sultan Alaudin. Raja Tallo yang bernama Kuraeng  Mantoaya menjadi Mangku BUmi.
Agama islam masuk ke Sulawesi sejak tahun 1605 . Kerajaan MAkasar merupakan kerajaan yang bercorak islam pertama di Sulawesi. Dua tokoh kerajaan Makasar itu sangat giat dalam menyebarkan agama islam.
Letak kerajaan MAkasar sangat strategis, yakni berada pada jalur perdagangan rempah-rempah dari Ternate ke daerah-daerah di Indonesia bagian barat.
Kota SAmboupu merupakan kota yang ramai di kunjungi para pedagang yang akan membeli rempah-rempah.. Pada tahun 1611, Kerajaan Makasar memperluas wilayahnya ke Bone dan Solor.
Kerajaan Makasar mencapai puncak kejayaan  pada masa pemerintaha Sultan Hasanudin. Beliau adalah seorang raja yang giat menyebarkan agama islam dan juga sebagai pahlawan yang gigih menentang penjajahan Belanda ( VOC).

 
  Today, there have been 85 visitors (107 hits) on this page!  
 
Semoga Bermanfaat
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free