PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Maha suci Allah yang telah menciptakan kita dengan kelengkapan perangkat yang sungguh memadai untuk menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. Tak ada satupun yang sia-sia Allah sediakan dalam tubuh kita. Sekecil apapun organ tubuh kita, pasti memberi manfa`at. Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah berjudul Konstitusi Dan Tata Perundang-Undangan dalam Kehidupan Kenegeraan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran di semester satu jurusan Manajemen Dakwah
Makalah ini menjelaskan bagaimana konstitusi dan tata perundang-undangan dalam kehidupan kenegeraan, harapan penyusun, semoga makalah ini membantu memberi pencerahan kepada para sahabat yang sama-sama berjuang mencerdaskan bangsa. Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan hambatan-hambatan. Tetapi setelah mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari semua pihak, Khususnya kepada :
1. Bapak Mas`an Hardana M.M.Pd sebagai Dosen dalam mata kuliah ini, yang telah membimbing dan mengarahkan kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan kelas MD-A, khususnya teman-teman di kelompok 4 yang selalu aktif dan kreatif dalam segala hal dan selalu memberikan semangat kebersamaan.
Maka hambatan-hambatan itu dapat diselesaikan. Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini semoga Allah menjadikan makalah ini sebagai amal yang pahalanya mengalir deras tiada henti.
Bandung, 23 November 2011,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu tahapan proses perancangan suatu sistem yang dimulai dari tahap investigasi, pembangunan, implementasi, operasi/perawatan, serta tahap penyelesaian. Dari dasar tersebut di atas, strategi penerapan manajemen resiko perlu mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul dengan tingkat probabilitas yang berbeda untuk setiap komponen pengembangan sistem informasi. Pola pendekatan manajemen resiko juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor pada System Development Life Cycle (SDLC) yang terintegrasi, yaitu Mengindentifikasikan faktor-faktor resiko yang timbul dan diuraikan disetiap tahap perancangan sistem, yang tersusun sebagai berikut :
? Tahap 1. Investigasi
Tahap ini suatu sistem didefinisikan, menyangkut ruang lingkup pengembangan yang akan dibuat, yang semua perencanaan atas pengembangan sistem di dokumentasikan terlebih dahulu. Dukungan yang dibutuhkan dari manajemen resiko pada tahap ini adalah faktor resiko yang mungkin terjadi dari suatu sistem informasi di identifikasikan, termasuk di dalamnya masalah serta konsep pengoperasian keamanan sistem yang semuanya bersifat strategis.
? Tahap 2. Pengembangan
Tahap ini merupakan tahap dimana suatu sistem informasi dirancang, pembelian komponen pendukung sistem di laksanakan, aplikasi di susun dalam program tertentu, atau masa dimana konstruksi atas sistem di laksanakan. Pada proses ini, faktor resiko diidentifikasikan selama tahap ini dilalui, dapat berupa analisa atas keamanan sistem sampai dengan kemungkinan yang timbul selama masa konstruksi sistem di laksanakan.
? Tahap 3. Implementasi
Tahap ini kebutuhan atas keamanan sistem dikonfigurasikan, aplikasi sistem di uji coba sampai pada verifikasi atas suatu sistem informasi di lakukan. Pada tahap ini faktor resiko di rancang guna mendukung proses pelaksanaan atas implementasi sistem informasi sehingga kebutuhan riil di lapangan serta pengoperasian yang benar dapat dilaksanakan.
? Tahap 4. Pengoperasian dan Perawatan
Tahap ini merupakan tahap dimana sistem informasi telah berjalan sebagaimana mestinya, akan tetapi secara secara berkala sistem membutuhkan modifikasi, penambahan peralatan baik perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung, perubahan tenaga pendukung operasi, perbaikan kebijakan maupun prosedur dari suatu organisasi. Pada tahap ini manajemen resiko lebih menitik beratkan pada kontrol berkala dari semua faktor yang menentukan berjalannya sistem, seperti perangkat keras, perangkat lunak, analisa sumber daya manusia, analisa basis data, maupun analisa atas jaringan sistem informasi yang ada.
? Tahap 5. Penyelesaian/penyebaran
Tahap ini merupakan tahap dimana system informasi yang telah digunakan perlu di lakukan investasi baru karena unjuk kerja atas sistem tersebut telah berkurang, sehingga proses pemusnahan data, penggantian perangkat keras dan perangkat lunak, ataupun berhentinya kegiatan atau kepindahan organisasi ke tempat yang baru. Manajemen resiko yang perlu di perhatikan dalam tahap ini adalah memastikan proses pemusnahan atas komponen-komponen system informasi dapat berjalan dengan baik, terkelola dari segi keamanan.
Setelah pola pendekatan manajemen resiko di definisikan dalam masing-masing tahap SDLC, maka tahap selanjutnya adalah menilai manajemen resiko dalam metodologi tertentu. Upaya memberikan penilaian atas dampak resiko dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan karena dapat memberikan gambaran atas besar atau kecilnya dampak ancaman yang mungkin timbul selama proses pengembangan sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN
Teori Pendekatan Manajemen Menurut Harold Koontz adalah:
1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan
Bahwa pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman tulang manajemen melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer yang lalu, yang biasanya dicapai melalui sejumlah kasus dan suat transfer tentang pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman.
2. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Individu
Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan perhatian pada hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-organisasi dengan focus pada para individu dan motivas mereka. teori pendekatan manajemen
3. Pendekatan Berdasarkan Perilaku Kelompok
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola perilaku kelompok didalam organisasi dan bukan pada hubungan-hubungan antar perorangan mereka.
4. Pendekatan Berdasarkan Kerjasama Sosial
Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok dengan jalan mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem sosial yang mengaitkan dua orang atua lebih bersama-sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan bersama tertentu
5. Pendekatan Sosioteknik
Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem sosial dan sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen, mengingat bahwa sistem teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem sosial organisasi
6. Pendekatan Teori Keputusan
Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah tanggung jawab utama semua manejer, dan difokuskannya perhatian pada pengembangan pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan keputusan
7. Pendekatan Pusat Komunikasi
Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari organisasi-organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
8. Pendekatan Matematis
Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang dapat melalui model-model mate-matikal yang menyatakan elemen-elemen dasar suatu problem dan yang dapat menyediakan alat-alat untuk mengevaluasi solusi problem tersebut
9. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi terhadap sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah praktik-praktik manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi situasi tertentu.
10. Pendekatan Sumber Daya Manusia
Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan produktivitas.
11. Pendekatan Kombinasi
Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen, dengan jalan mengaitkan mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. KRITIK SARAN