WELCOME

   
  deryjamaluddin
  Alat-alat dalam Pendidikan Islam
 

BAB 1

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

Di dalam al-Quran secara tegas Allah SWT menyatakan bahwa maksud dan tujuan penciptaan manusia adalah untuk melakukan pengabdian (beribadah) hanya semata-mata kepada-Nya (QS. al-Dzariyat: 56). Dalam proses penciptaan manusia itu, Allah SWT juga telah membekali manusia dengan berbagai potensi untuk menunjang kelangsungan hidupnya di dunia. Potensi tersebut di antaranya adalah akal yang tidak diberikan oleh Allah kepada makhluk lainnya kecuali kepada manusia. Dengan potensi akal tersebut manusia cenderung berkeinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya yang diwujudkan dalam bentuk interaksi antara pendidik dan peserta didik. Ketika Adam as masih berada di dalam surga, Allah SWT juga telah mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu yang ada di surga. Dengan demikian, motivasi untuk belajar pada hakikatnya telah menjadi fitrah dalam diri setiap manusia.

Potensi atau fitrah dalam diri manusia itu tidaklah dapat berkembang begitu saja tanpa melalui suatu proses pendidikan. Dalam perspektif pendidikan Islam, tujuan utama yang ingin dicapai adalah memaksimalkan seluruh potensi manusia guna mewujudkan tugas utamanya yaitu memakmurkan bumi Allah SWT (khalifah fi al-ardh) di samping semata-mata mengabdi kepada Allah SWT melalui internalisasi nilai-nilai dengan menjadikan sifat-sifat Allah sebagai bagian dari karakteristik kepribadiannya. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut akan sangat efektif apabila didukung oleh alat penunjang yang disebut alat pendidikan, baik berupa benda (materi) maupun nonmateri (tindakan).

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang kami kemukakan di atas, maka kami merumuskan permasalahan makalah ini sebagai berikut:

1.      Apa pengertian alat dalam pendidikan Islam?

2.      Bagaimana bentuk-bentuk alat dalam pendidikan Islam?

3.      Apa saja alat yang berbentuk materi (alat dalam bentuk benda)?

4.      Apa saja alat yang berbentuk nonmateri (tindakan)?

5.      Bagaiana fungsi alat dalam pendidikan Islam?

 

C.      Tujuan Penulisan

Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu tujuan makalah ini supaya mahasiswa mengetahui:

1.   Pengertian alat dalam pendidikan Islam

2.   Bentuk-bentuk alat dalam pendidikan Islam

3.   Materi (alat dalam bentuk benda)

4.   Nonmateri (tindakan)      

5.   Fungsi alat dalam pendidikan Islam.

BAB II

ALAT-ALAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM

 

A.    Pengertian Alat dalam Pendidikan Islam

Alat dalam Pendidikan Islam merupakan perpaduan antara tiga kata yang memiliki satu makna. Namun sebelum mendefinisikan frase tersebut, ada baiknya terlebih dahulu dipahami pengertian masing-masing kata dalam frase itu sendiri, baik dari segi bahasa maupun istilah.

Secara etimologi alat diartikan sesuatu barang yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian alat pendidikan berarti sesuatu barang atau benda yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan definisi pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[1] Istilah mengarahkan, mengasuh, mengajarkan atau melatih mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur sesuai ajaran Islam.

Jadi alat dalam pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mempengaruhi jiwa anak didik agar menjadi insan yang bertakwa, berakhlak dan menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan juga khalifah di muka bumi.[2]

 

 

B.     Bentuk-bentuk Alat dalam Pendidikan Islam

            Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut alat pendidikan. Di samping sebagai perlengkapan, alat pendidikan juga merupakan membantu mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.

Ditinjau dari segi wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: 1) perbuatan pendidik (software), mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. 2) benda-benda sebagai alat bantu (hardware) mencakup meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.

Oleh karena itu alat-alat pendidikan bukan hanya perangkat dalam bentuk benda (materi), tetapi ada yang berbentuk nonmateri (Abstrak/tindakan).[3] Adapun bentuk-bentuk alat dalam pendidikan Islam yaitu:

1.      Materi (Alat dalam Bentuk Benda/hardware)

            Beberapa alat yang berbentuk materi (alat yang berbentuk benda) dalam pendidikan Islam yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:

a.       Pendidik

Pendidik merupakan alat pendidik karena tanpa pendidik, pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.

b.      Lembaga Pendidik

Yang memberikan tempat untuk melaksanakan pendidikan formal atau informal.

c.       Anak Didik

Anak didik yang merupakan sasaran dalam dunia pendidikan itu sendiri.

d.      Sarana dan Prasaran Pendidikan

Yang membantu lancarnya pelaksanaan pendidikan, terutama dalam proses belajar pembelajaran seperti meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.

e.       Perpustakaan

Yaitu buku-buku yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada para pendidik dan anak didik.

f.       Kecakapan atau kompetensi Pendidik

Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang propesional dan sesuai dengan kapabilitasnya.

g.      Metodologi Pendidikan

Merupakan pendekatan sistem pengajaran yang digunakan, misalanya menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, penugasan, atau pengajaran dengan pola rekreatif.

h.      Manajemen Pendidikan

Yaitu yang mengelola pelaksanaan pendidikan merupakan alat yang amat penting dalam pendidikan, seperti pengaturan jadwal pelajaran, penempatan pendidik dalam mata pelajaran tertentu, pengaturan lama mengajar, pemenuhan gaji atau honor pendidik, penentuan rapat-rapat pendidik dan lain sebagainya.

i.        Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan memiliki visi dan misi serta maksud dan tujuan yang berbeda-beda.

j.        Evaluasi Pendidikan dan Evaluasi Belajar

Dalam pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan dan tujuan belajar. Tujuan pendidikan diletakan untuk semua proses pendidikan dalam lembaga pendidik, sedangkan tujuan belajar hanya dimaksudkan untuk belajar mata pelajaran tertentu. Selain itu evaluasi termasuk alat pendidikan karena dengan evaluasi, tingkat keberhasilan anak dapat diketahui. Perkembangan belajar peserta didik dengan mudah dapat diketahui apabila sistem evaluasinya sesuai dengan metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik.[4]

2.      Nonmateri (Tindakan/software)

            Baik alat yang berbentuk materi (alat berbentuk benda/hardware) maupun nonmateri (tidakan/software) mempunyai fungsi yang sama-sama pentingnya, kedua alat ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Alat yang berbentuk nonmateri (tidakan/software) merupakan tindakan pendidikan.

Maka tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, berikut:

1.      Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik, antara lain:

a.       Tindakan yang bersifat positif mendorong anak didik untuk melakukan serta meneruskan tingkah laku tertentu, seperti teladan, perintah, pujian, dan hadiah.

b.      Tindakan yang bersifat mengekang, mendorong anak didik untuk menjauhi serta menghentikan tingkah laku tertentu, seperti larangan, teguran, dan hukuman.

2.      Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik, antara lain:

a.       Menyenangkan anak didik, seperti pujian dan hadiah dan

b.      Tidak menyenangkan dan menyebabkan anak didik menderita seperti ancaman dan hukuman.

3.      Bersifat melindungi anak didik, terdiri dari:

a.    Mencegah atau mengarahkan, seperti perintah, teladan, dan larangan

b.   Memperbaiki, seperti teguran, ancaman dan hukuman. [5]

Berikut akan diuraikan secara ringkas beberapa alat pendidikan dalam bentuk nonmateri (tindakan/sofeware) berdasarkan perspektif pendidikan Islam itu sendiri, yaitu:

1.   Keteladanan

Tingkah laku, cara berbuat, dan berbicara akan ditiru oleh anak. Dengan teladan ini, lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang-orang yang ditiru. Identifikasi positif itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian. Karena itulah teladan merupakan alat pendidikan yang utama, sebab terikat erat dalam pergaulan dan berlangsung secara wajar. Hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah kejelasan tentang tingkah laku mana yang harus ditiru atau yang sebaliknya. Teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut al-Ghazali[6], terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh pendidik sebagai seorang yang diteladani, yaitu:

a.       Amanah dan tekun bekerja

b.      Bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid

c.       Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta orang-orang yang mengajarkannya

d.      Tidak rakus pada materi

e.       Berpengetahuan luas

f.       Istiqamah dan memegang teguh prinsip.

Al-Ghazali juga menambah-kan bahwa terdapat beberapa sifat penting yang harus terinternalisasi dalam diri peserta didik, yaitu:

a.       Rendah hati,

b.      Mensucikan diri dari segala keburukan

c.       Taat dan istiqamah.

Karena beberapa sifat terakhir perlu dimiliki peserta didik, maka pendidik hendaknya menjadi teladan dari sifat-sifat tersebut.

2.   Anjuran, Perintah dan Larangan

Kalau pada alat pendidikan berupa keteladanan anak dapat melihatnya tercermin pada seseorang yang diidolakannya sebagai sebuah proses identifikasi, maka di dalam alat pendidikan berupa ajuran, perintah dan larangan anak mendengar apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Perintah adalah tindakan pendidik menyuruh anak didik melakukan sesuatu. Sedangkan larangan merupakan tindakan pendidik menyuruh anak didik tidak melakukan atau menghindari tingkah laku tertentu. Alat ini adalah sebagai pembentuk disiplin secara positif. Disiplin diperlukan dalam pembentukan kepribadian, terutama karena nanti akan menjadi disiplin sendiri, dengan penanaman disiplin luar terlebih dahulu.

Khusus berkenaan dengan alat pendidikan berupa perintah dan larangan, hal ini sesungguhnya merupakan implementasi dari konsep amar ma'ruf nahi munkar.

Agar segala anjuran, perintah dan larangan yang guru sampaikan diikuti oleh peserta didik maka guru harus menggunakan cara-cara yang efektif, ada 3 macam asas dasar yang dipakai Al-Qur'an untuk menamkan pendidikan, yaitu:[7]

a.       Mahkamah aqliyah, mengetuk akal pikiran untuk memecahkan segala sesuatu. Di dalam tingkat ini Al-Qur'an menyadarkan setiap akal manusia untuk memikirkan asal usul dirinya, mulai dari awal kejadiannya, kemudian perkembangannya baik fisik maupun akal dan ilmunya ataupun mental spriritual. Sesudah itu dibawanya ke alam cakrawala yang luas terbentang ini, yang semuanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat diikuti oleh orang-orang awam dan dapat dijadikan bahan penyelidikan secara ilmiah oleh para sarjana.

b.       Al-Qisas Wat Tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan sejarah. Dengan mengemukakan berbagai cerita/peristiwa, dan membuka lembaran-lembaran sejarah di masa lampau, Allah mengajak manusia supaya bercermin kepada fakta dan data di masa dahulu itu untuk melihat dirinya, berbagai cerita yang disebut oleh Al-Qur'an menghidupkan sejarah-sejarah lama untuk memberanikan  manusia untuk jaman yang dihadapnya dan masa depan terbentang untuk diisi dengan pendidikan kepada anak-anak. Menempuh jalan ini, yaitu cerita dan sejarah, lebih mudah meresapkan kepada anak mereka.

c.       Al-Isarah Al Widaniyah memberikan perangsang kepada perasaan-perasaan. Membangkitkan rangsangan perasaan-perasaan, adalah jalan yang terpendek untuk menanamkan suatu karakter kepada anak-anak. Dan perasaan-perasaan itu terbagi kepada:

1)   Peraaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan hasrat yang benar dan lain sebagainya

2)   Peraaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa sedih (berbuat kedzaliman) dan lain sebagainya

3)   Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta, rasa bakti dan pengabdian, dan lain sebagainya

Memberikan perangsang terhadap perasaan-perasaan ini menurut tempat dan waktunya yang tepat, menimbulkan kesan yang mendalam kepada anak-anak yang kita didik.

Sebab itu sebagai Pendidik Tertinggi maka Allah menyebutkan dalam Surat Al-Fatah ayat 8 bahwa Nabi Muhammad adalah memiliki sifat utama, yaitu:

a.    Syahidan (penggerak perasaan-perasaan)

b.   Mubasysiran (pembawa berita gembira), dan

c.    Naziran (pembawa peringatan untuk menahan dari kejahatan)

3.   Pujian dan Hadiah

Merupakan tindakan pendidik yang fungsinya memperkuat penguasaan tujuan pendidikan tertentu yang telah dicapai anak didik. Hadiah dalam hal ini tidak mesti selalu berwujud barang. Anggukan kepala dengan wajah berseri, menunjukkan jempol si pendidik, doa yang baik dari pendidik untuk peserta didik[8] sudah merupakan satu hadiah, yang pengaruhnya besar sekali, seperti memotivasi, menggembirakan, dan menambah kepercayaan dirinya. Pujian dan hadiah harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik berhasil. Jangan diberikan sebagai janji, karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan yang dilakukan.

4.   Teguran

Satu hal yang perlu disadari, bahwa manusia bersifat tidak sempurna, maka kemungkinan-kemungkinan untuk berbuat khilaf dan salah, penyimpangan-penyimpangan dari anjuran selalu ada, lagi pula perlu diperhatikan bahwa anak-anak bersifat pelupa, cepat melupakan larangan-larangan, atau perintah yang baru saja diberikan kepadanya. Karenanya sebelum kesalahan itu berlangsung lebih jauh, perlu adanya koreksi dan teguran. Teguran dapat berupa kata-kata, tetapi dapat juga berupa isyarat-isyaratnya, misalnya pandangan mata yang tajam, dengan menunjuk lewat jari, dan sebagainya. Teguran ini juga merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian tujuan pendidikan oleh anak didik.

5.   Peringatan dan Ancaman

Peringatan diberikan kepada anak yang telah beberapa jali melakukan pelanggaran, dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarnya. Dalam memberikan peringatan ini, bisanya disertai dengan ancaman akan sanksinya. Karena itulah, ancaman merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku anak didik yang tidak diharapkan, dan disertai perjanjian jika terulang lagi akan dikenakan hukuman atau sanksi.

Ancaman lazimnya akan menimbulkan ketakutan, dan melahirkan kemungkinan anak didik menerima karena mengerti dan penuh kesadaran, atau anak didik menerima karena takut atau anak didik menolak karena tidak mau dipaksa. Alat berupa ancaman ini dianjurkan jangan dibiasakan dan digunakan kecuali hanya pada saat yang tepat saja.

6.   Hukuman

Menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa atau penderitaan dengan sengaja kepada anak didik dengan maksud agar penderitaan tersebut betul-betul dirasakannya, untuk menuju ke arah perbaikan. Dengan demikian hukuman merupakan alat pendidikan istimewa, sebab membuat anak didik menderita. Dalam hal pemberian hukuman ini, paling tidak ada dua prinsip dasar mengapa diadakan, yaitu:

a.    Hukuman diadakan karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan yang diperbuat

b.   Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran.

C.    Fungsi Alat dalam Pendidikan Islam   

Alat pendidikan Islam mempunyai peranan penting sebab merupakan jembatan yang menghubungkan pendidik dengan peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam yang terbentuknya kepribadian muslim.

Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam ini dipengaruhi oleh seluruh faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan Islam ini.[9] Apabila timbul permasalahan di dalam Pendidikan Islam, maka kita harus dapat mengklasifikasikan masalah yang kita hadapi itu ke dalam faktor-faktor yang ada. Apabila seluruh faktor telah dipandang baik terkecuali faktor alat ini, maka kita pun harus pandai memperinci dan mengklasifikasikan ke dalam klasifikasi masalah alat pendidikan yang lebih kecil dan terperinci lagi. Misalnya dalam segi apa, dari masalah alat apa? Memang masalah mengenai alat pendidikan sangat penting terutama alat pendidikan yang berkenaan dengan tindakan. Sebab alat pendidikan yang bersifat tindakan ini dapat lebih berbekas pada diri anak didik dan memberikan kesan yang lebih mendalam.

Fungsi alat pendidikan dalam bentuk materi atau hardware yang dikemukakan oleh Abu Bakar Muhammad sebagai berikut:[10]

1.      Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam memperjelas materi pelajaran yang sulit

2.      Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik

3.      Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu

4.      Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta

5.      Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indera dan melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.

Sedangkan alat dalam perspektif pendidikan Islam berupa nonmateri (tindakan) lebih banyak tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna atau yang diistilahkan dengan insan kamil. Kesempurnaan itu ditandai dengan teroptimalkannya seluruh potensi yang ada pada diri individu untuk kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan Islam sangat berperan untuk tugas itu, sehingga murid akan memiliki akhlak dan moral yang luhur. Itulah yang membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya.

SIMPULAN

Alat dalam pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mempengaruhi jiwa anak didik agar menjadi insan yang bertakwa, berakhlak dan menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan juga khalifah di muka bumi.

Ditinjau dari segi wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: 1) perbuatan pendidik (software), mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. 2) benda-benda sebagai alat bantu (hardware) mencakup meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.

Oleh karena itu alat-alat pendidikan bukan hanya perangkat dalam bentuk benda (materi), tetapi ada yang berbentuk nonmateri (Abstrak/tindakan). Adapun bentuk-bentuk alat dalam pendidikan Islam yaitu:

3.      Materi (Alat dalam Bentuk Benda/hardware)

            Beberapa alat yang berbentuk materi (alat yang berbentuk benda) dalam pendidikan Islam yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:

k.      Pendidik

l.        Lembaga Pendidik

m.    Anak Didik

n.      Sarana dan Prasaran Pendidikan

o.      Perpustakaan

p.      Kecakapan atau kompetensi Pendidik

q.      Metodologi Pendidikan

r.        Manajemen Pendidikan

s.       Strategi Pembelajaran

t.        Evaluasi Pendidikan dan Evaluasi Belajar

Maka tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, berikut:

4.      Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik, antara lain:

a.       Tindakan yang bersifat positif mendorong anak didik untuk melakukan serta meneruskan tingkah laku tertentu, seperti teladan, perintah, pujian, dan hadiah.

b.      Tindakan yang bersifat mengekang, mendorong anak didik untuk menjauhi serta menghentikan tingkah laku tertentu, seperti larangan, teguran, dan hukuman.

5.      Akibat tindakan terhadap perasaan anak didik, antara lain:

c.       Menyenangkan anak didik, seperti pujian dan hadiah dan

d.      Tidak menyenangkan dan menyebabkan anak didik menderita seperti ancaman dan hukuman.

6.      Bersifat melindungi anak didik, terdiri dari:

c.    Mencegah atau mengarahkan, seperti perintah, teladan, dan larangan

d.   Memperbaiki, seperti teguran, ancaman dan hukuman.

Fungsi alat pendidikan dalam bentuk materi atau hardware yang dikemukakan oleh Abu Bakar Muhammad sebagai berikut:

6.      Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam memperjelas materi pelajaran yang sulit

7.      Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik

8.      Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu

9.      Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta

10.  Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indera dan melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.

Sedangkan alat dalam perspektif pendidikan Islam berupa nonmateri (tindakan) lebih banyak tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna atau yang diistilahkan dengan insan kamil. Kesempurnaan itu ditandai dengan teroptimalkannya seluruh potensi yang ada pada diri individu untuk kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan Islam sangat berperan untuk tugas itu, sehingga murid akan memiliki akhlak dan moral yang luhur. Itulah yang membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya.

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Buwythi, Muhammad Said Ramadhan. Al-Manhajut Tarbawi farid Fil Quran. Diposting di http://ww.wikipedia.com. tgl 10 oktober 2010.

Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Fuad bin Abdul Azis. 2005. Mengajar EQ Cara Nabi. Bandung: MQS Publising.

Muhammad, Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional.

Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Sulaiman, Fathiyyah Hasan. 1986.  Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu. Bandung: CV. Diponegoro

Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Prospect.

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda.

 

 



[1] Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia. Hal: 46.

[2] Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

 

[3] Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda.Hal: 90.

[4] Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia. Hal: 245-246.

[5] Ibid. hal:247-248.

[6] Sulaiman, Fathiyyah Hasan. 1986.  Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu. Bandung: CV. Diponegoro

 

[7] Al-Buwythi, Muhammad Said Ramadhan. Al-Manhajut Tarbawi farid Fil Quran. Diposting di http://ww.wikipedia.com. tgl 10 oktober 2010.

[8] Fuad bin Abdul Azis. 2005. Mengajar EQ Cara Nabi. Bandung: MQS Publising. Hal: 69.

[9] Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Prospect. Hal: 20-24.

[10] Muhammad, Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional.

 

 
  Today, there have been 70 visitors (90 hits) on this page!  
 
Semoga Bermanfaat
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free